Kalkulator, sebuah kebanggaan dan kenangan

Saya tidak pernah bermimpi untuk melanjutkan kuliah di IPB. Pada waktu SMA kebetulan ada informasi pendaftaran PMDK dan saya mencobanya. Tanpa disangka-sangka, ternyata saya diterima di kampus IPB. Satu hal yang membuat saya tertarik untuk kuliah di IPB, yaitu kampusnya yang sangat kondusif untuk belajar. 

Berbeda dengan universitas-universitas di kota-kota besar, kampus S1 IPB terletak di Kabupaten Bogor, tepatnya di daerah Dramaga. Kampus IPB ini cukup jauh dari pusat kota dan sepi dari hingar bingar kehidupan perkotaan. Sepanjang perjalanan di kampus, anda akan dihadapkan oleh wanita-wanita berjilbab, layaknya di pondok pesantren. Tak ayal, kampus ini sering disebut Institut Pesantren Bogor.

Setelah diterima di IPB, saya sebenarnya masih penasaran untuk ikut tes masuk STAN. Maklum, saya orang dari kampung yang minim arahan tentang karir. Disana, sekolah yang cukup terkenal adalah STAN karena menawarkan ikatan dinas. Saya pun ikut tes tersebut, tapi tidak lolos. Teman satu angkatan saya lolos dan akhirnya pindah kesana. 

Namun, pada waktu itu, saya berdoa, "Ya Allah berilah hambaMu ini sekolah yang terbaik. Jika memang lebih baik di IPB, bantulah hamba meraih target hamba". Dan, alhamdulilah, targetku tercapai. Semester pertama di IPB kuraih dengan IP 4. Cukup surprise dengan hasil ini. Apalagi sempat diundang oleh direktur tingkat persiapan bersama untuk makan malam bersama teman-teman berprestasi lainnya. 

Setelah itu, saya terus semangat untuk mencapai target berikutnya, yaitu mendapatkan IP 4 di tingkat pertama. Saya termotivasi oleh kakak kelas yang semasa tingkat satunya ia mendapat nilai A di semua mata kuliah, kecuali agama, haha. Sebenarnya saya juga termotivasi oleh iming-iming apresiasi uang saku sebesar 1jt yang ditawarkan persatuan orang tua mahasiswa (POM). Hehe :D

Finally, I got it. Saya mendapatkan IP 4 di tingkat pertama. Mata kuliah yang sulit pada saat itu adalah Kimia. Padahal, semasa SMA saya sering ikut olimpiade Kimia. Ternyata memang dunia perkuliahan beda jauh dari masa SMA. 

Tanggal 17 Agustus 2009 saya diundang ke kampus untuk menghadiri upacara HUT RI. Pada acara tersebut sekaligus, nama-nama mahasiswa berprestasi (termasuk mahasiswa tingkat 1 dengan IP 4) diumumkan oleh Pak Herry, Rektor IPB. Saya menantikan kalimat "Dody Setiawan dari SMA Negeri 1 Kediri". Sebuah kalimat yang cukup berarti bagi saya. 

Memasuki tingkat ke-2 saya mendaftar asisten praktikum Fisika. Dan alhamdulilah diterima. Saya pun mulai modalin diri dengan membeli kalkulator ini. 

Comments

Post a Comment